1. Periode dalam kandungan
(280 hari)
Wanita hamil merupakan kelompok yang rawan gizi. Oleh sebab
itu penting untuk menyediakan kebutuhan gizi yang baik selama kehamilan agar
ibu hamil dapat memperoleh dan mempertahankan status gizi yang optimal sehingga
dapat menjalani kehamilan dengan aman dan melahirkan bayi dengan potensi fisik
dan mental yang baik, serta memperoleh energi yang cukup untuk menyusui kelak
(Arisman, 2004).
Telah diketahui bahwa kebutuhan zat gizi akan meningkat
selama kehamilan, yaitu tambahan energi sekitar 300 kkal per hari, pertambahan
energi terutama di trimester II. Penambahan konsumsi energi ini diperlukan
untuk pertumbuhan jaringan ibu, seperti penambahan volume darah, pertumbuhan
uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Sepanjang trimester III, energi
tambahan dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (Arisman, 2004).
Kebutuhan protein juga mengalami peningkatan selama
kehamilan yaitu hingga 68%. Protein diperlukan untuk pembentukkan jaringan baru
dan pertumbuhan organ-organ pada janin, perkembangan kandungan ibu, pertumbuhan
plasenta, cairan amnion serta penambahan volume darah. Kekurangan asupan
protein dapat berdampak buruk terhadap janin seperti cacat bawaan, BBLR dan
keguguran (Purwitasari & Dwi, 2009).
Kebutuhan zat
gizi mikro seperti zat besi, asam folat, dan kalsium juga meningkat. Untuk
kebutuhan zat besi selama kehamilan mengalami peningkatan sebesar 200% sampai
300%. Hal ini diperlukan untuk pembentukan plasenta dan pembentukan sel darah
merah. Untuk menjaga agar tidak kekurangan zat besi maka wanita hamil
disarankan untuk menelan sebanyak 90 tablet besi selama kehamilan. WHO (2006)
menegaskan bahwa semua wanita hamil di daerah prevalensi tinggi gizi buruk
harus secara rutin menerima suplemen zat besi dan folat, untuk mencegah anemia.
Angka kecukupan asam folat yang direkomendasikan untuk ibu
hamil adalah 600 μg per hari. Asam folat merupakan vitamin B9 yang memegang
peranan penting dalam perkembangan embrio, juga membantu mencegah cacat pada
otak dan tulang belakang. Pada ibu hamil, asam folat memiliki peranan penting
dalam pembentukan satu per tiga sel darah merah (Arisman, 2004).
Ibu hamil yang berusia lebih dari 25 tahun membutuhkan
kalsium kira-kira 1200 mg/hari dan cukup 800 mg/hari untuk yang berusia lebih
muda. Kalsium di gunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta
persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium
akan diambil dari cadangan kalsium pada tulang ibu, ini akan mengakibatkan
tulang keropos atau osteoporosis dan tidak jarang ibu hamil yang mengeluh
giginya merapuh atau mudah patah.
Kebutuhan yodium penting selama kehamilan. Yodium merupakan
bahan dasar hormon tiroksin yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan
otak bayi. Ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan yodiumnya sebesar 50 μg/
hari dari kebutuhan sebelum hamil yang hanya 150 μg/ hari.
2. Periode 0 – 6 bulan (180
hari)
Ada dua hal penting dalam periode ini yaitu melakukan
inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif.
Inisiasi menyusu dini adalah memberikan kesempatan kepada bayi baru lahir untuk
menyusu sendiri pada ibunya dalam satu jam pertama kelahirannya. Prosesnya bayi
diletakkan di atas dada ibu segera setelah lahir untuk mencari puting susu ibu
dan mulai menyusu untuk pertama kalinya. Dengan dilakukannya IMD maka
kesempatan bayi untuk mendapat Angka kecukupan asam folat yang direkomendasikan
untuk ibu hamil adalah 600 μg per hari. Asam folat merupakan vitamin B9 yang
memegang peranan penting dalam perkembangan embrio, juga membantu mencegah
cacat pada otak dan tulang belakang. Pada ibu hamil, asam folat memiliki
peranan penting dalam pembentukan satu per tiga sel darah merah (Arisman,
2004).
Inisiasi menyusu dini adalah memberikan kesempatan kepada
bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibunya dalam satu jam pertama
kelahirannya. Prosesnya bayi diletakkan di atas dada ibu segera setelah lahir
untuk mencari puting susu ibu dan mulai menyusu untuk pertama kalinya. Dengan
dilakukannya IMD maka kesempatan bayi untuk mendapat kolostrum semakin besar.
Kolustrum merupakan ASI terbaik yang keluar pada hari ke 0-5 setelah bayi lahir
yang mengandung antibodi (zat kekebalan) yang melindungi bayi dari zat yang
dapat menimbulkan alergi atau infeksi (Handy, 2010).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI setelah lahir sampai
bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Tindakan ini akan terus
merangsang produksi ASI sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi
dan bayi akan terhindar dari diare. WHO, 2006 menyatakan bahwa ASI eksklusif
selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
Ibu hamil yang berusia lebih dari 25 tahun membutuhkan
kalsium kira-kira 1200 mg/hari dan cukup 800 mg/hari untuk yang berusia lebih
muda. Kalsium di gunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta
persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium
akan diambil dari cadangan kalsium pada tulang ibu, ini akan mengakibatkan
tulang keropos atau osteoporosis dan tidak jarang ibu hamil yang mengeluh
giginya merapuh atau mudah patah.
Kebutuhan yodium penting selama kehamilan. Yodium merupakan
bahan dasar hormon tiroksin yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan
otak bayi. Ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan yodiumnya sebesar 50 μg/
hari dari kebutuhan sebelum hamil yang hanya 150 μg/ hari.
3. Periode 6 – 24 bulan (540 hari)
Mulai usia 6 bulan ke atas, anak mulai diberikan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) karena sejak usia ini, ASI saja tidak mencukupi
kebutuhan anak. Pengetahuan dalam pemberian MP ASI menjadi sangat penting
mengingat banyak terjadi kesalahan dalam praktek pemberiannya, seperti
pemberian MP ASI yang terlalu dini pada bayi yang usianya kurang dari 6 bulan.
Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau diare. Sebaliknya, penundaan
pemberian MP ASI akan menghambat pertumbuhan bayi karena alergi dan zat-zat
gizi yang dihasilkan dari ASI tidak mencukupi kebutuhan lagi sehingga akan
menyebabkan kurang gizi (Pudjiadi, 2005).
Walaupun sistem
pencernaan bayi usia enam bulan ke atas sudah hampir sempurna, tetapi dalam
pemberian MP ASI diberikan secara bertahap yaitu dari bentuk encer menjadi
bentuk yang lebih kental (Arisman, 2004).